Jumat, 27 Oktober 2017

"Seuntai Kenangan" - oleh : Amalia Iyasha

Seuntai kenangan penuh warna..
Ribuan warna didalamnya..
Ya, beragam macam warnanya..
Warna terang seakan melukiskan kebahagiaan..
begitu sebaliknya, warna gelap seakan melukiskan kesedihan..
semua tersusun rapi dalam sebuah album kehidupan..

seuntai kenangan abadi dalam sebuah ingatan..
semua momen terekam jelas, tersimpan dalam memori berkapasitas tertinggi yang tak terkalahkan..

Mungkin ada beberapa kejadian yang tak pernah terlupakan..
Kejadian yang begitu membahagiakan atau kejadian yang begitu menyakitkan..
Sebuah kisah yang menyakitkan meninggalkan sebuah sayatan luka pada hati..

yaa mungkin lisan bisa saja telah memaafkan begitupun hati..
tapi, hati terkadang merasakan kembali sayatan luka yang telah lama itu, ketika sebuah album kehidupan kembali berbicara..
mengenang semua yang telah lalu..
mengungkap semua yang telah terjadi..
hatipun kembali perih, membuka kembali sayatan luka yang telah pulih..

tak ada daya serta kekuatan, namun sebuah harapan mewakilkan hati, ia seakan berbicara bahwa tak ingin lagi ia merasakan sayatan luka kembali oleh sebab yang sama..

yaa, hati pun menyepakati.
semoga harapan itu terkabulkan..

2016

​“Syair Rindu dalam Hening”

Semilir angin memeluk dalam dingin
Dingin dalam sorot remang yang gelap


Sejuk memang..
Namun kalah dengan embun di pagi itu
Dingin yang membuatku kaku
Dingin yang membuat lisanku keluh
Menyampaikan segala rindu yang kian usang
Namun aku riang
Menyatu dengan angin
Berteman dalam hening
Menyampaikan segala asa rinduku tanpa sisa


Dalam hening..
Aku bersahabat dengan angin
Menitip rindu
Riuh dalam do’a
Ikhlas mengayuh syair-syair rindu

Juni 2017

Selasa, 11 Desember 2012

PUISI KU

"SENYUMANMU"
Karya  : Amalia Iyasha

Dikala sinar mentari datang
Menampakkan sinarnya dipagi hari
Siang pun berjalan kian kemari
Menitih lesu pengorbananmu
Menyambut riang senyum manismu

Malaikat kecilmu menaruh raga
Mengundang hujan membasahi daratan
Mentari pagi telah hilang 
Buka matamu selalu
Menjaga harta kian rusak

Wahai permata hidupku
engkau adalah harta yang tak terbatas nilainya
Tersimpan selalu dalam peti
Yang terjaga dari liciknya duniawi

Senyummu terus berdawai
Walau ragamu terinjak besi
Mentari pun menutup pagi
Cakap indah terlontar dari mulut surga nanti

For : My Mother :*